Apakah Anda ingin merasakan pengalaman liburan yang autentik di Bali? Jika iya, ada baiknya Anda mengunjungi Pura Tirta Empul Tampaksiring salah satu pura paling terkenal di Bali yang menawarkan ritual penyucian diri dengan air suci (melukat). Selain menjadi tempat sembahyang umat Hindu, pura ini juga terkenal dengan arsitektur khas Bali, sejarah yang kaya, serta suasana alam yang rindang.

Bagi Anda yang ingin memahami budaya dan tradisi Hindu di Bali, Pura Air Suci di Tampaksiring adalah destinasi yang sempurna. Di sini, Anda bisa menyaksikan langsung ritual keagamaan, menikmati suasana sakral pura, hingga merasakan sendiri kesegaran air suci yang masyarakat lokal percaya membawa berkah dan membersihkan energi negatif.
Maka itu, panduan wisata ini saya tulis dengan tujuan untuk membantu Anda memahami sejarah dan makna spiritual Pura Mata Air Suci Bali, tata cara mengikuti ritual melukat, serta tips praktis untuk Anda yang ingin berkunjung.
DAFTAR ISI[Sembunyikan][Perlihatkan]
Sejarah, Legenda, dan Tradisi Keagamaan di Pura Tirta Empul
Lebih lanjut, Pura Tirta Empul Bali memiliki sejarah panjang yang terkait erat dengan legenda Raja Mayadenawa dan Dewa Indra. Masyarakat Bali mewariskan kisah ini secara turun-temurun dan menjaga tradisi lisan agar tetap lestari.
Legenda Mayadenawa dan Asal-Usul Pura Tirta Empul Tampaksiring
Kezaliman Raja Mayadenawa
Dalam legenda, Mayadenawa adalah seorang raja sakti namun zalim. Ia melarang rakyatnya beribadah dan menghancurkan tempat suci. Akibatnya, masyarakat kehilangan tempat untuk berdoa dan menjalankan ritual keagamaan mereka.
Pertempuran Dewa Indra dan Mayadenawa
Melihat penderitaan rakyat, Dewa Indra turun ke dunia untuk melawan Mayadenawa. Namun, sang raja menggunakan tipu muslihat dengan menciptakan Tirta Cetik, yaitu air beracun yang mengalir dari mata air. Prajurit Dewa Indra yang kehausan tidak menyadari bahaya ini dan meminum air tersebut. Akibatnya, banyak pasukan Dewa Indra jatuh sakit dan meninggal.
Untuk menyelamatkan mereka, Dewa Indra menancapkan tombaknya ke tanah, menciptakan mata air suci. Air ini tidak hanya menyembuhkan pasukan Dewa Indra, tetapi juga memberi mereka kekuatan untuk kembali bertempur.
Mata air suci ini tidak hanya menjadi simbol pemulihan dan keberkahan, tetapi juga asal-usul nama Tirta Empul. Nama ini berasal dari bahasa Sanskerta dan Bali, yang memiliki makna ‘air suci yang memancar’.

Kata “Tirta” berarti air suci, yang dalam kepercayaan Hindu Bali digunakan untuk penyucian spiritual, sedangkan “Empul” berarti memancar atau mengalir keluar dari sumbernya.
Kekalahan Mayadenawa dan Asal-Usul Tampak Siring
Setelah rencananya gagal, Mayadenawa mencoba melarikan diri dengan berjalan miring untuk menghapus jejaknya. Konon, dari peristiwa inilah nama Tampak Siring berasal, yakni desa lokasi Pura Tirta Empul Bali berada.
Namun, usaha Mayadenawa sia-sia. Dewa Indra dan pasukannya berhasil menemukan Mayadenawa, dan dalam pertempuran terakhir, sang raja akhirnya tewas terkena panah Dewa Indra.
“Selain Pura Air Suci, Tampak Siring juga memiliki situs bersejarah lain, yaitu Pura Gunung Kawi, Tampak Siring, yang terkenal dengan relief batu raksasa dan kompleks pemujaannya yang unik.”
Kapan Pura Tirta Empul Bali Didirikan?

Tirta Empul dibangun pada abad ke-10 (962 M) pada masa pemerintahan Dinasti Warmadewa dan telah menjadi pusat ritual Hindu Bali selama lebih dari 1.000 tahun.
Upacara Keagamaan yang Bisa Disaksikan Wisatawan

Pura Mata Air Suci menjadi lokasi berbagai upacara keagamaan Hindu yang bisa wisatawan saksikan. Saat perayaan besar seperti Galungan, Kuningan, dan Piodalan, umat Hindu menghiasi pura dengan dekorasi khas Bali dan datang untuk bersembahyang.
Jika Anda ingin menyaksikan suasana keagamaan yang lebih hidup, waktu terbaik untuk berkunjung adalah saat upacara besar berlangsung seperti Piodalan. Ini adalah kesempatan langka untuk melihat secara langsung tradisi Hindu Bali yang masih lestari hingga kini.
“Jika Anda ingin mengenal lebih dalam tentang pura-pura penting di Bali, Pura Besakih, Bali juga merupakan destinasi yang tidak boleh dilewatkan.”
Ritual Melukat di Pura Tirta Empul Tampaksiring: Panduan Lengkap
Makna dan Manfaat Ritual Melukat
Melukat adalah ritual penyucian diri dalam tradisi Hindu Bali yang bertujuan untuk membersihkan tubuh dan jiwa dari energi negatif. Masyarakat lokal percaya prosesi ini dapat membawa ketenangan batin, menjernihkan pikiran, serta memperkuat hubungan spiritual seseorang dengan Tuhan.
Wisatawan non-Hindu boleh mengikuti ritual ini, asalkan tetap menghormati adat dan mengikuti tata cara yang berlaku.
Tata Cara Melukat bagi Wisatawan
1. Persiapan Sebelum Melukat

Sebelum mengikuti ritual melukat, ada beberapa persiapan yang perlu Anda lakukan agar prosesi berjalan dengan lancar:
- Pakaian yang Sesuai: Pergunakan kain kamen (sarung khas Bali) dan selendang yang Anda ikatkan di pinggang.
- Persembahan Canang Sari: Wisatawan diharapkan membawa canang sari (persembahan kecil), yang dapat dibeli di sekitar area luar pura.
- Ketulusan & Niat Baik: Datang dengan hati yang tenang, niat tulus, dan sikap hormat terhadap tradisi Hindu.
- Barang yang Perlu Dibawa: Saya sarankan Anda membawa baju ganti, handuk, tas plastik untuk pakaian basah, kain kamen dan selendang cadangan.
2. Proses Ritual Melukat

Ritual melukat terdiri dari beberapa tahapan yang harus Anda ikuti dengan khidmat:
- Pemandian Awal – Sebelum memasuki area pancuran suci, wisatawan sebaiknya mandi terlebih dahulu di tempat yang tersedia.
- Persembahan & Doa – Sebelum memasuki kolam penyucian, wisatawan menghaturkan canang sari dan berdoa untuk membersihkan diri secara lahir dan batin.
- Melukat di Pancuran – Masuk ke kolam suci dan mandi di pancuran satu per satu sesuai urutan, mengalirkan air ke kepala sebagai simbol penyucian sambil memejamkan mata dan berdoa.
- Doa di Persembahyangan Utama – Terakhir, setelah selesai melukat, ritual berakhir dengan berdoa di tempat persembahyangan utama untuk memohon berkah.
Dengan mengikuti tata cara ini, Anda dapat merasakan pengalaman spiritual yang lebih mendalam, sejalan dengan tradisi Hindu Bali yang masyarakat wariskan secara turun-temurun.
Waktu Terbaik untuk Melukat di Pura Mata Air Suci Bali

Untuk mendapatkan pengalaman yang lebih autentik, wisatawan bisa datang pada hari-hari tertentu dalam kalender Bali, yaitu:
- Hari Purnama (Bulan Purnama) & Tilem (Bulan Mati) – Momen sakral bagi umat Hindu untuk melakukan penyucian diri.
- Hari Kajeng Kliwon – Diyakini memiliki energi spiritual yang kuat, menjadikannya waktu terbaik untuk melukat.
Pada hari-hari tersebut, suasana pura lebih ramai karena banyak warga lokal yang datang untuk bersembahyang. Namun, ini juga menjadi kesempatan bagi wisatawan untuk menyaksikan prosesi keagamaan yang lebih khusyuk dan autentik.
Tips: Jika ingin suasana lebih tenang, datanglah di pagi hari saat pura baru buka, sebelum pengunjung memadati area pancuran suci.
Keindahan Arsitektur dan Area Utama Pura Tirta Empul

Pura Tirta Empul Tampaksiring memiliki arsitektur khas Bali dengan nuansa spiritual yang kuat. Kompleks pura ini terbagi menjadi beberapa bagian utama, termasuk gerbang utama, Wantilan (balai terbuka), area pancoran, tempat sembahyang, dan kolam mata air suci.
Selain memiliki nilai spiritual, pura ini menampilkan ukiran batu, patung dewa, dan relief khas Bali yang mencerminkan kekayaan budaya serta seni tradisional yang tetap lestari.
Jaba Pura: Halaman Terluar dan Pintu Masuk

Saat memasuki pura, pertama-tama Anda akan melewati gerbang utama yang tinggi dan megah, salah satu ciri khas arsitektur pura Bali. Setelah itu, Anda akan tiba di Jaba Pura, halaman terluar yang luas dan terbuka.
Di area ini terdapat Wantilan, bangunan tradisional yang berfungsi sebagai tempat berkumpul, atau sekadar beristirahat bagi umat Hindu. Selain itu, Jaba Pura menjadi titik awal sebelum umat Hindu melaksanakan persembahyangan di area utama pura.
Tak jauh dari Wantilan, terdapat kolam ikan koi dengan taman hijau, menciptakan nuansa damai bagi pengunjung yang ingin menikmati keindahan pura.
Jaba Tengah: Pusat Ritual Penyucian

Bagian paling sakral bagi umat Hindu dan wisatawan yang ingin melukat adalah Jaba Tengah, tempat ritual penyucian diri berlangsung. Di sini, terdapat dua kolam penyucian dengan air yang jernih dan menyegarkan, serta kedalaman yang mencapai pinggang orang dewasa.
Di kolam ini, terdapat 26 pancuran air suci yang terbagi menjadi dua kelompok:
- 22 pancuran berjajar dari timur ke barat, menghadap ke selatan.
- 4 pancuran berada di sisi timur kolam.
Setiap pancuran memiliki fungsi spiritual yang berbeda, di antaranya:
- Tirta Sudamala – Untuk pembersihan jiwa.
- Tirta Penglukatan – Menghilangkan energi negatif.
- Tirta Panegtegan – Melambangkan keteguhan hati dan penguatan batin.
Sebelum melukat, umat Hindu biasanya menghaturkan canang sari (persembahan) di pancuran yang mereka gunakan.
Hindari Dua Pancuran Ini Saat Melukat di Tirta Empul
Namun, ada dua pancuran yang tidak boleh digunakan untuk melukat, yaitu:
- Tirta Pengentas.
- Tirta Pabersihan.
Dua pancuran ini khusus untuk upacara Pitra Yadnya, yaitu ritual kematian dalam agama Hindu. Jika tidak sengaja melukat di sini, sebaiknya ulangi dari awal, mulai dari pancuran paling kiri. Kalau sudah tahu, lebih baik hindari penggunaannya.
Jeroan: Area Utama dan Mata Air Suci

Setelah melukat, umat Hindu melanjutkan persembahyangan di Jeroan, area paling suci di dalam pura. Di sini, terdapat kolam sumber mata air suci yang muncul secara alami sejak zaman kuno.
Air dari kolam inilah yang mengalir ke pancuran di Jaba Tengah, digunakan untuk ritual penyucian.
Mata air suci ini melambangkan kesucian, keberkahan, dan keseimbangan dalam kehidupan, menjadikannya salah satu elemen paling sakral di Pura Tirta Empul Bali.
Lokasi dan Cara Menuju Pura Tirta Empul Tampaksiring
Pura Tirta Empul terletak di Jalan Tirta, Desa Manukaya, Kecamatan Tampaksiring, Gianyar, Bali, sekitar 36 km dari Denpasar.
Karena tidak ada angkutan umum langsung ke pura, wisatawan saya sarankan untuk menggunakan kendaraan pribadi atau transportasi sewaan untuk perjalanan yang lebih nyaman.
Rute dan Waktu Tempuh
Berikut estimasi waktu tempuh menuju Pura Air Suci di Tampaksiring dari beberapa lokasi wisata utama di Bali:
Lokasi Keberangkatan | Estimasi Waktu Tempuh |
---|---|
Ubud | ±40 menit |
Denpasar | ±1 jam 15 menit |
Kuta & Seminyak | ±1,5 jam |
Bandara Ngurah Rai | ±1,5 jam |
Sanur | ±1 jam 15 menit |
Untuk navigasi terbaik, wisatawan dapat menggunakan Google Maps dengan mengetik: Pura Tirta Empul, Tampaksiring, Gianyar, Bali.
Perhatikan bahwa beberapa rute melewati desa adat dan jalan kecil, sehingga penting untuk menjaga kecepatan kendaraan.
Transportasi Menuju Pura Air Suci di Tampaksiring
Wisatawan dapat memilih beberapa opsi transportasi liburan sesuai kebutuhan:
- Sewa Motor – Fleksibel untuk solo traveler atau pasangan.
- Penyewaan Mobil dengan Driver – Nyaman bagi keluarga atau grup wisata.
- Paket Wisata – Opsi praktis untuk perjalanan tanpa repot mengatur transportasi.
Panduan Praktis untuk Pengunjung
Sebelum mengunjungi Pura Mata Air Suci Bali, ada beberapa hal penting yang perlu Anda ketahui, seperti jam operasional, harga tiket masuk, dan waktu terbaik untuk berkunjung. Dengan persiapan yang tepat, Anda bisa menikmati pengalaman yang lebih nyaman.
Jam Operasional Pura Tirta Empul Tampaksiring
Hari | Jam Operasional |
---|---|
Buka Setiap Hari | 08.00 – 18.00 WITA |
Khusus untuk Umat Hindu yang Beribadah | Pura tetap buka 24 jam |
Hari Libur | Tutup pada Hari Raya Nyepi. |
Waktu Terbaik untuk Berkunjung ke Pura Air Suci di Tampaksiring
Memilih waktu yang tepat dapat membuat pengalaman wisata lebih nyaman dan menyenangkan. Berikut beberapa pertimbangan:
- Musim Kemarau (April – Oktober): Cuaca cerah, cocok untuk fotografi, tetapi lebih ramai dengan wisatawan. Waktu terbaik untuk foto adalah pagi atau sore hari.
- Musim Hujan (November – Maret): Lebih sepi dan udaranya lebih sejuk, tetapi jalur di sekitar pura bisa licin. Sebaiknya bawa payung atau jas hujan jika datang di musim ini.
- Untuk pengalaman yang lebih tenang: Datang pagi hari di hari kerja (Senin-Kamis) agar terhindar dari keramaian. Jika ingin suasana yang lebih sepi, hindari hari besar Hindu seperti Galungan dan Kuningan.
“Jika Anda ingin mengetahui lebih lanjut tentang waktu terbaik berkunjung ke berbagai destinasi di Bali, simak panduan lengkapnya di sini: Waktu Ideal untuk Wisata di Bali.”
Berapa Lama Waktu yang Dibutuhkan untuk Mengunjungi Pura Mata Air Suci Bali?
Durasi kunjungan tergantung pada aktivitas yang Anda pilih:
- Hanya eksplorasi pura – Sekitar 1 jam, cukup untuk menikmati arsitektur khas Bali, kolam suci, dan suasana spiritual.
- Mengikuti ritual melukat – Sekitar 2 jam, termasuk berganti pakaian, melukat di pancuran suci, dan berdoa.
- Saat hari besar Hindu – Bisa lebih lama karena antrean melukat lebih panjang.
Saat ini, untuk menjaga ketertiban, jumlah peserta melukat dibatasi maksimal 30 orang dalam satu waktu. Oleh karena itu, datang lebih awal sangat saya sarankan agar Anda dapat menjalani prosesi dengan nyaman.
Harga Tiket Masuk Pura Tirta Empul Bali Wisatawan Domestik
Kategori | Harga Tiket |
---|---|
Dewasa | Rp 50.000/orang |
Anak (Umur 5-11 tahun) | Rp 25.000/orang |
Untuk informasi harga tiket terbaru, biaya sewa loker, dan parkir kunjungi halaman ini: Biaya Masuk Pura Air Suci di Tampaksiring.
Catatan Penting:
- Sewa kain sarung & selendang (wajib untuk masuk ke pura) – Sudah termasuk dalam biaya tiket masuk.
- Tiket masuk destinasi wisata hanya bisa Anda beli di loket resmi sebelum gerbang masuk.
- Pembayaran hanya menerima uang tunai, jadi pastikan membawa cukup uang sebelum berkunjung.
Ingin tahu harga tiket tempat wisata lainnya di Bali? Lihat Daftar Harga Tiket Wisata Bali.
Aturan Berpakaian dan Tata Krama di Pura Air Suci di Tampaksiring

Untuk menghormati kesakralan Pura Tirta Empul Bali, setiap pengunjung wajib mengikuti aturan berpakaian dan tata krama yang berlaku.
Jika Anda ingin mengetahui lebih lanjut tentang etiket berpakaian di pura-pura Bali, baca panduan lengkapnya di sini: Panduan Busana Mengunjungi Pura di Bali.
Pakaian yang Wajib Anda Kenakan
- Sarung dan selendang wajib pengunjung kenakan sebelum memasuki area dalam pura.
- Bagian atas tubuh harus tertutup, baik dengan kaos maupun kemeja.
- Udeng (ikat kepala untuk pria) tidak wajib, tetapi bisa Anda gunakan untuk pengalaman budaya yang lebih otentik.
- Jika Anda lupa membawa sarung atau selendang, Anda bisa meminjamnya di pintu masuk pura tanpa biaya tambahan.
Etika dan Larangan Berkunjung
- Menghormati tempat suci – Dilarang menginjak tempat pemujaan atau bangunan suci di dalam pura.
- Wanita yang sedang menstruasi tidak diperbolehkan masuk ke dalam area utama pura.
- Bersikap sopan – Hindari berbicara kasar atau tidak sopan saat berada di dalam pura.
- Menjaga kebersihan – Dilarang meludah dan membuang sampah sembarangan, gunakan tempat sampah yang tersedia.
Fasilitas di Pura Mata Air Suci Bali

Untuk kenyamanan pengunjung, Pura Air Suci di Tampaksiring menyediakan berbagai fasilitas, mulai dari area parkir hingga ruang ganti bagi wisatawan yang ingin mengikuti ritual melukat.
- Pura Tirta Empul Tampaksiring memiliki area parkir yang luas dan dekat dengan pintu masuk.
- Wisatawan yang mengikuti ritual melukat dapat menggunakan fasilitas toilet dan ruang ganti. Tersedia juga layanan penyewaan locker untuk menyimpan barang berharga.
- Di sekitar pura, wisatawan dapat menemukan kios suvenir yang menjual sarong, selendang, dan udeng sebagai oleh-oleh khas Bali.
- Beberapa warung makan juga tersedia, menawarkan hidangan lokal bagi yang ingin beristirahat setelah berkunjung.
Tips: Sebaiknya bawa uang tunai karena beberapa kios belum menerima pembayaran digital.
Tips Fotografi di Pura Mata Air Suci Bali
Pura Tirta Empul Bali memiliki banyak pemandangan indah untuk Anda abadikan. Namun, penting untuk tetap menghormati suasana pura dan umat yang sedang beribadah.
Spot Foto Terbaik
Berikut beberapa lokasi yang ideal untuk mendapatkan hasil foto terbaik:
- Gerbang utama pura – Terdapat ukiran khas Bali yang memberikan kesan megah dan autentik.
- Pancuran air melukat – Memberikan efek dramatis, terutama saat sinar matahari menyinari air yang mengalir.
- Area luar pura – Latar belakang perbukitan hijau menambah keindahan foto.
Etika Fotografi di Pura Mata Air Suci Bali
- Hindari memotret dari jarak dekat saat umat Hindu sedang beribadah.
- Gunakan pencahayaan alami di pagi atau sore hari untuk hasil foto yang lebih dramatis tanpa mengganggu ketenangan pura.
FAQ Pura Tirta Empul: Ritual Melukat dan Panduan Wisata
Bagian ini menjawab pertanyaan umum wisatawan tentang ritual melukat, aturan yang harus pengunjung ikuti, serta fasilitas di Pura Tirta Empul Bali.
1. Apakah ada biaya tambahan untuk melukat selain tiket masuk?
Tidak ada biaya tambahan untuk melukat. Namun, wisatawan saya sarankan untuk:
- Memberikan donasi sukarela untuk pemeliharaan pura.
- Membeli canang sari sebagai bagian dari ritual.
2. Apakah saya boleh membawa pulang air suci dari Pura Tirta Empul?
Air suci digunakan umat Hindu untuk ibadah. Jika Anda ingin membawa air sebagai simbolis, pastikan untuk:
- Meminta izin kepada pengelola pura.
- Menggunakan botol kecil.
3. Apakah ada batasan usia untuk mengikuti ritual melukat?
Tidak ada batasan usia, tetapi:
- Anak-anak harus dalam pengawasan orang tua.
- Pastikan anak-anak tidak bermain di dalam kolam suci.
- Saya sarankan menggunakan pakaian renang yang sopan di bawah sarung untuk kenyamanan.
5. Apakah tersedia fasilitas bagi lansia atau penyandang disabilitas?
Akses ke pura cukup mudah untuk lansia. Namun, kolam melukat tidak memiliki akses khusus untuk penyandang disabilitas karena membutuhkan wisatawan untuk turun ke dalam air.
Saran: Jika membutuhkan bantuan, datanglah bersama pendamping atau mintalah bantuan staf pura.
6. Kapan Piodalan Pura Tirta Empul?
- Piodalan Pura Tirta Empul dirayakan setahun sekali pada Purnama Kapat.
- Pada tahun 2025, Purnama Kapat jatuh pada 6 Oktober.
Jika ingin menyaksikan suasana upacara keagamaan yang lebih sakral, waktu ini menjadi momen terbaik untuk berkunjung.
Destinasi Budaya di Sekitar Pura Air Suci di Tampaksiring
Jika ingin melanjutkan eksplorasi budaya setelah mengunjungi Pura Tirta Empul, ada beberapa destinasi menarik di sekitar kawasan Tampaksiring:
- Desa Penglipuran – Desa adat yang masih mempertahankan tata ruang tradisional Bali.
- Tegalalang Rice Terrace – Lanskap sawah bertingkat dengan panorama hijau yang memukau.
Tips: Destinasi menarik di Bali ini dapat Anda kunjungi dalam satu perjalanan setelah mengunjungi Pura Tirta Empul.
Mengapa Pura Tirta Empul Tampaksiring Bali Wajib Dikunjungi?
Pura Tirta Empul salah satu destinasi wisata spiritual terbaik di Bali. Di sini, Anda bisa:
- Merasakan pengalaman unik ritual melukat dengan air suci.
- Mengagumi arsitektur khas pura Bali.
- Memahami budaya dan spiritualitas Hindu Bali secara lebih mendalam.
Jika Anda mencari wisata budaya, spiritual, dan sejarah dalam satu tempat, Pura Tirta Empul Tampaksiring adalah destinasi yang tidak boleh terlewatkan!
Hak Cipta Foto.
“Seluruh foto dalam artikel ini merupakan hak cipta Wira Tour Bali. Dilarang menggunakan, menggandakan, atau mendistribusikan tanpa izin tertulis dari Wira Tour Bali.”
Tinggalkan Balasan