Estimasi waktu baca: 11 menit
Sebagai tempat wisata, pulau Bali terkenal memiliki banyak tempat wisata pura, keunikan budaya, seni yang indah, dan pemandangan yang menakjubkan. Lebih lanjut, sebagai tujuan wisata yang populer, terutama di Asia Tenggara, menghormati dan memahami adat dan tradisi setempat saat mengunjungi pura Hindu di Bali sangatlah penting. Salah satu aspek terpenting dalam etiket memasuki area pura Hindu di Bali adalah menggunakan busana yang benar. Pemahaman budaya Bali tentang aturan pakaian adat ke Pura menunjukkan penghormatan terhadap pura dan budaya Bali. Maka itu, panduan pada halaman ini akan membahas mengenai panduan busana liburan saat mengunjungi pura Hindu di Bali, termasuk apa yang harus di kenakan dan hal yang sebaiknya di hindari.
DAFTAR ISI[Sembunyikan][Perlihatkan]
Lihat, Jelajahi 10 Pura Terbaik di Bali yang Menakjubkan saat Liburan Anda.
Mengapa Aturan Berbusana Sangat Penting Saat Memasuki Area Pura Hindu Di Bali?
Mengikuti norma busana dan aturan berpakaian saat memasuki area pura di Bali sangatlah penting. Karena pura adalah tempat suci di mana orang datang untuk sembahyang, dan berdoa. Dalam budaya masyarakat Bali yang memeluk agama Hindu, menggunakan busana dengan tepat saat memasuki area pura merupakan simbol penghormatan terhadap budaya dan agama.
Maka itu, untuk menghindari penolakan memasuki area pura saat liburan, ada baiknya anda mengikuti tata cara berbusana yang pantas. Jika wisatawan yang berkunjung ke pura, kemudian tidak memakai pakaian yang pantas maka pengunjung akan di larang untuk memasuki area pura terutama sisi area tengah pura.
Lebih lanjut, dalam agama Hindu Bali, pura bukan sekadar tempat pemujaan, tetapi juga representasi alam semesta dan dewa-dewa yang di puja di masing-masing pura. Oleh karena itu, setiap pengunjung pura di wajibkan untuk menunjukkan rasa hormat kepada para dewa yang berstana di pura dengan mematuhi aturan berpakaian.
Selain itu, dalam budaya Bali, kesopanan sangat di hargai, dan berpakaian dengan mengikuti norma budaya di pandang sebagai cara menunjukkan rasa hormat terhadap diri sendiri dan budaya Bali.
Lihat, Pakaian Wajib Dibawa saat Berlibur ke Bali: Panduan Pakaian Liburan yang Tepat.
Pedoman & Panduan Tata Busana Liburan Ke Pura Hindu Di Bali
Aturan berpakaian memasuki area pura di Bali relatif ketat dan mengharuskan pengunjung berpakaian sopan, menutupi bahu, lutut, dan area perut. Pengunjung yang tidak mematuhi pedoman berpakaian ini saat mengunjungi pura akan di minta untuk membeli, menyewa atau meminjam terlebih dahulu kain sarung atau selendang.
Namun, jika di tempat wisata pura sudah tersedia sarung atau selendang, maka pengunjung akan di beritahu untuk memakai sarong dan selendang yang tersedia. Berikut adalah beberapa pedoman norma pakaian memasuki area pura Hindu di Bali.
1. Pakaian Atasan – Panduan Busana Liburan Ke Pura
Di sarankan untuk memakai atasan berupa T-shirt, Kemeja, atau blus berlengan.
Lebih lanjut, pemeluk agama Hindu di Bali sangat menghargai kesopanan. Maka itu, berpakaian yang tepat, saat memasuki pura akan menunjukkan rasa hormat terhadap budaya dan agama di Bali.
Pengunjung yang memakai tank top, dress tali spaghetti, dan atasan tanpa lengan lainnya memiliki kemungkinan akan di larang memasuki area pura Hindu di Bali. Dalam budaya Bali, menutupi area bahu adalah norma kebiasaan sebagai wujud tanda kesopanan. Maka itu mengenakan kemeja atau blus berlengan dapat membantu pengunjung menutupi bahu dan menjaga kesopanan serta menunjukkan rasa hormat.
Selain itu, iklim tropis Bali sangat panas dan lembab, dengan mengenakan kemeja atau blus berlengan akan dapat membantu melindungi diri dari terik sinar matahari.
Lihat, Panduan Liburan ke Pura Tirta Empul Tampak Siring: Menjelajahi Keindahan Tempat Suci di Bali.
2. Pakaian Bawahan – Panduan Busana Liburan Ke Pura
Saat mengunjungi pura di sarankan untuk memakai celana panjang atau rok yang menutupi lutut. Pengunjung yang memakai celana pendek, rok pendek, dan rok ketat kemungkinan tidak akan di perbolehkan memasuki area pura.
Jika Anda memakai rok pendek, dan rok ketat, di sarankan untuk memakai kain Sarung untuk menutupi pinggang dan kaki Anda. Mengenakan kain sarung adalah bagian penting dari aturan dan norma berpakaian ke pura di Bali.
Lebih lanjut, saya yakin sebagian besar dari anda sudah mengetahui kain sarung. Namun, ada baiknya saya jelaskan sedikit mengenai kain sarung.
Sarung adalah pakaian tradisional yang berupa lembaran kain di kenakan oleh pria dan wanita di Bali, saat mengunjungi pura. Dalam agama Hindu Bali, mengenakan sarung melambangkan kesucian dan penghormatan terhadap tempat suci pemujaan.
Lembaran kain sarung akan di pakai untuk menutupi bagian pinggang sampai menutupi kaki. Untuk pria, kain sarung akan di pasangkan dengan baju lengan pendek atau baju adat Bali yang biasanya berwarna putih. Untuk wanita, kain sarung akan di padukan dengan blus atau kebaya tradisional Bali.
Cari, Panduan Wisata: Pura Ulun Danu Beratan Bedugul Tabanan Bali.
3. Selendang
Setelah mengenakan kain sarung, pengunjung akan mengikat kain sarung pada area pinggang menggunakan selendang (dalam bahasa Bali di sebut Senteng). Selendang berupa sehelai kain, umumnya memiliki panjang 1 sampai 2 meter dan lebarnya sekitar 10 sentimeter.
Mengenakan selendang di sekitar pinggang saat memasuki pura Hindu di Bali melambangkan pembatasan niat buruk dalam pikiran manusia. Dalam tujuan nyata, selendang di ikatkan di pinggang setelah memakai kain sarung untuk mencegah sarung melorot saat di gunakan.
Cari, Panduan Liburan Terperinci untuk Mengunjungi Ubud Monkey Forest.
4. Alas Kaki – Panduan Busana Liburan Ke Pura
Penggunaan sandal lebih di rekomendasikan untuk di pakai saat mengunjungi pura, karena mudah di lepas. Umat hindu di Bali saat bersembahyang ke pura, mayoritas akan menggunakan sandal, karena ada beberapa area pura yang tidak boleh di masuki dengan menggunakan alas kaki.
Bagi wisatawan, tidak ada larangan untuk menggunakan sepatu saat memasuki area pura, karena tidak akan memasuki area sakral.
Lihat, Panduan Liburan Ke Pura Uluwatu Bali: Temukan Keindahan dan Harga Tiket Masuk Terbaru.
5. Mengenakan Udeng Di Kepala Hanya Untuk Pria
Dalam aturan pakaian adat ke Pura di Bali, Udeng adalah penutup kepala tradisional yang di kenakan hanya oleh laki-laki, khususnya pada saat upacara agama di pura dan kegiatan adat di Bali.
Mengenakan Udeng selama upacara agama di pura menunjukkan rasa hormat terhadap pura dan dewa yang di sembah. Lebih lanjut, dalam budaya Bali, kepala di anggap sebagai bagian tubuh yang paling suci.
Dengan menutupi kepala, menggunakan udeng merupakan simbol kerendahan hati dan penghormatan kepada pura. Selain itu, masyarakat Bali juga meyakini dengan memakai Udeng akan dapat membantu memusatkan pikiran selama upacara.
Udeng tidak hanya di pakai pada saat upacara agama, laki-laki di Bali juga akan menggunakan Udeng pada saat kegiatan adat.
Wisatawan pria yang liburan dengan mengunjungi tempat wisata pura di Bali, tidak di wajibkan untuk memakai Udeng. Terkecuali wisatawan pria ingin melakukan persembahyangan.
Singkatnya, Udeng adalah bagian penting dari aturan berbusana orang Bali untuk upacara di pura, atau kegiatan adat. Dengan mengenakan Udeng di kepala akan menandakan rasa hormat, kerendahan hati, dan konsentrasi selama ritual keagamaan.
Lihat, Menikmati Keindahan Pura Tanah Lot Bali: Harga Tiket dan Waktu Terbaik untuk Berkunjung.
Lalu Apa Itu Udeng/Destar?
Sebagian besar dari anda pastinya sudah pernah melihat Udeng. Namun, saya akan jelaskan secara singkat mengenai Udeng yang juga di kenal masyarakat Bali dengan nama Destar.
Udeng adalah sepotong kain yang persegi empat kemudian di bentuk secara manual. Setelah terbentuk menjadi Udeng, pengguna akan mengikatkan di kepala, kemudian bagian depan atas akan di bentuk simpul.
Selain masih berupa kain lembaran, Udeng saat ini sudah banyak di jual dalam bentuk jadi dengan ukuran sesuai lingkar kepala pengguna.
Ada beberapa jenis Udeng, masing-masing dengan bentuk dan warna yang berbeda.
Udeng dengan kain warna putih, biasanya lebih sering di gunakan pada saat upacara di pura. Sedangkan udeng Batik atau Songket, lebih sering di pergunakan pada kegiatan adat.
Contohnya, pengantin pria akan mengenakan Udeng Songket pada saat upacara pernikahannya. Sebaliknya, pada saat upacara agama di pura, seorang laki-laki akan memakai udeng berwarna putih.
Sekadar informasi, Songket adalah kain tenun tradisional dari Asia Tenggara, khususnya Malaysia, dan Indonesia. Songket menggunakan pakan tambahan, di mana benang emas atau perak di tenun menjadi kain untuk menciptakan pola yang rumit dan berkilauan.
Lihat, Harga Tiket Masuk Terbaru Pura Tanah Lot Bali untuk Wisatawan Indonesia.
Apa yang Harus Dihindari – Panduan Busana Liburan Ke Pura
Mengenakan pakaian yang tepat saat mengunjungi pura sangatlah penting. Namun tidak kalah penting, untuk menghindari memakai busana tertentu yang di anggap tidak sopan dalam budaya Bali. Berikut adalah beberapa penggunaan busana yang harus di hindari saat mengunjungi pura Hindu di Bali:
- Pakaian yang terbuka: Pakaian yang memperlihatkan bahu, lutut, atau perut.
- Busana ketat: Pakaian ketat tidak di perbolehkan karena di anggap tidak sopan.
- Busana transparan: Pakaian transparan atau tembus pandang tidak di perbolehkan karena dapat mengganggu dan tidak sopan.
Cari Tahu, Keunikan Bali yang Tersembunyi: 10 Hal Unik yang Hanya Ditemukan di Pulau Dewata.
Apakah semua pengunjung harus memakai sarung dan selendang saat mengunjungi tempat wisata pura di Bali?
Secara umum, ya, pengunjung tempat wisata pura di Bali di harapkan mengenakan pakaian yang sopan dan tertutup ketika mengunjungi tempat suci seperti pura.
Di banyak tempat wisata di Bali, seperti Pura Besakih, Goa Gajah dan Pura Tirta Empul, pengunjung di wajibkan untuk memakai sarung dan selendang yang di sediakan oleh pengelola tempat tersebut.
Namun, aturan berpakaian di setiap tempat wisata pura di Bali dapat berbeda-beda, tergantung pada kebijakan dari pengelola tempat tersebut. Selain itu, tergantung dari area pura yang di masuki wisatawan.
Apabila ingin memasuki area dalam pura, lokasi umat bersembahyang, maka setiap pengunjung wajib mematuhi aturan pakaian adat ke Pura. Sebaliknya, jika pengunjung hanya jalan-jalan di sekitar area luar pura, contohnya, di luar area pura Tanah Lot, atau menonton tari Kecak di pura Uluwatu, penggunaan selendang saja sudah cukup.
Oleh karena itu, sebaiknya Anda mengecek terlebih dahulu aturan berpakaian di tempat wisata pura yang ingin Anda kunjungi dan mempersiapkan pakaian yang sesuai.
Lihat, Daftar Sewa Mobil Bali Dengan Driver.
Kesimpulan Aturan Pakaian Adat Ke Pura
Menghormati norma budaya dan adat istiadat saat mengunjungi pura di Bali sangatlah penting, dan mematuhi pedoman aturan pakaian adat memasuki tempat wisata pura juga bagian penting. Dengan berpakaian sopan dan menghindari pakaian tertentu, Anda akan menunjukkan rasa hormat terhadap budaya Bali.
Tempat wisata pura di Bali banyak yang menyediakan dan menawarkan sarung dan selendang untuk dipakai pengunjung saat memasuki kawasan pura. Pakaian berupa sarung dan selendang biasanya tersedia di lokasi pembelian tiket masuk tempat wisata pura.
Tujuan penyediaan sarung dan selendang ini adalah untuk memastikan bahwa pengunjung mematuhi aturan berpakaian saat memasuki area pura. Selain itu, layanan penyediaan sarung dan selendang juga nyaman bagi wisatawan yang mungkin belum menyiapkan pakaian saat kunjungan mereka ke tempat wisata pura di Bali.